MALAM PERTAMA

· MDP
E-bok
680
Sidor
Betyg och recensioner verifieras inte  Läs mer

Om den här e-boken

Aku kamu = Cinta

Uhuk!

**

[Eeaaa...Galih pasti lagi belah duren]

[Enak banget sih Galih dapat dokter cantik, pasti anak kesehatan lebih lihai. Kan udah tahu teorinya]

[Entar kita tanya deh rahasianya si Galih dapat bini]

[Woy, kalian rame bet dah. Gua kagak bisa tidur neh. Hp klunting-klunting mulu dari tadi]

Aku tertawa membaca obrolan WA grup dari teman-temanku.

Mereka pasti nganan eh ngiri lihat aku yang bisa menggaet dokter cantik sampai jadi bini.

Ya walaupun nggak sengaja sih.

Bbbrr...

Duh, ACnya dingin banget. Untung saja selimutku cukup tebal walaupun aku harus tidur dipeluk sofa.

[Ye, sirik lu ya. Nggak usah iri ma gua. Rejeki babang tamvan mah gak kemana]

Aku membalas mereka satu kalimat whatsapp dengan tersenyum kecut. Huhuhu. Mereka tidak tahu kalau malam pertamaku sekecut asem.

“Lih, tolong belikan obat,” suara mami yang membuka pintu kamarku membuyarkan konsentrasiku yang sedang mengerjakan tugas kuliah.

“Duh, Mi, Galih lagi sibuk beud nih. Minta tolong papi aja,” sahutku.

Bukan bermaksud untuk tidak berbakti, tapi tugas ini dikumpulkan besok dan dosennya ngiler eh kiler banget yang nggak segan-segan ngegantung jodoh eh ngegantung kelulusan mahasiswanya. Duh.

“Papi kejebak sama demo Lih, ayo lah, tolongin mami. Perut mami sakit banget. Diare,” mami tampak memelas.

Aku menghela nafas.

“Euy, pesen goj*k napa sih,”

Mami cemberut. “Mami malu kalau dibelikan obat mencret sama orang lain.”

“Lah kenapa?”

“Karena mencret itu bukan penyakit yang keren Lih,” kata mami.

Aku melongo.

“Astaga, emang ada ya penyakit yang keren, Mi,”

“Udahlah, jangan banyak nanya. Cepet beliin atuh,”

“Duh, mami nih. Coba aja kita punya dokter pribadi keluarga. Kan enak tinggal telepon kalau mami sakit,” aku ngedumel.

Tapi tak urung juga tanganku meraih jaket dan masker.

“Ya entar mantu mami aja deh yang dokter,” kata mami tertawa.

“Elah, katanya sakit perut. Masih sempet ajah ketawa. Untung sayang,” batinku.

“Mana ada dokter yang mau sama anak kuliahan, slengekan pula,”

“Hilih, siapa tahu besok kamu malah nikah sama dokter! Dahlah, jangan banyak ngemeng, buruan beli obatnya nak ganteng,” kata mami menowel pipiku.

Duarrr... Tanpa pemberitahuan apa-apa terdengar suara petir padahal sedang tidak hujan. Seolah mengamini doa mami.

Aku sedikit kaget. Tapi tanpa ambil pusing aku mencium punggung tangan mami dan langsung naik kuda besiku dan melajukannya ke arah jalan raya.

Si*lnya di tengah jalan aku berpapasan dengan para demonstran yang sedang bentrok dengan aparat.

Aku bergegas memutar motor dan apesnya terkena lubang di tengah aspal.

Aku terjatuh dari motor bersamaan dengan berlarinya sekelompok pemuda tanggung ke arahku.


Betygsätt e-boken

Berätta vad du tycker.

Läsinformation

Smartphones och surfplattor
Installera appen Google Play Böcker för Android och iPad/iPhone. Appen synkroniseras automatiskt med ditt konto så att du kan läsa online eller offline var du än befinner dig.
Laptops och stationära datorer
Du kan lyssna på ljudböcker som du har köpt på Google Play via webbläsaren på datorn.
Läsplattor och andra enheter
Om du vill läsa boken på enheter med e-bläck, till exempel Kobo-läsplattor, måste du ladda ned en fil och överföra den till enheten. Följ anvisningarna i hjälpcentret om du vill överföra filerna till en kompatibel läsplatta.