Cinta Dalam Perjodohan

Kami sedang berada di dalam sebuah kafe kekinian, di sebelahku ada Bela yang masih menyimak obrolan.

Bulan lalu tiba-tiba papa meminta untuk pulang kerja secepatnya. Saat itu sudah merasa ada yang tidak beres ternyata benar papa meminta ku untuk menikah dengan anak dari sahabatnya. Alasan klasik karena hutang budi, entah budi yang mana yang pasti aku tak bisa mengelak dan menolak.

Sejak sebulan yang lalu aku masih terus memikirkan cara untuk membatalkan perjodohan ini. Usiaku masih dua puluh dua tahun dan aku masih ingin menikmati masa muda, bekerja serta melakukan hal-hal yang disukai.

Menikah berarti ada batasan dalam diri, kemana pun pergi harus seijin suami. Apa-apa harus dari suami dulu yang mengijinkan dan aku belum siap untuk itu. Pokoknya tidak sebebas saat belum menikah.