Hasrat Liar Istri Dibalik Topeng Seni Fotografi

· Love Story Publisher
Ebook
220
Pages
Eligible
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

“Dian!” panggilnya, suaranya serak dan bergetar karena emosi yang tertahan. Dian berhenti, membalikkan badan perlahan. Wajahnya masih tanpa ekspresi. “Ya, Mas?” “Bagaimana bisa kamu melakukan itu?” tanya Adi, suaranya kini meninggi, setiap kata dipenuhi rasa sakit. “Di depan mataku, Dian! Di depan mataku!” Dian menatapnya, alisnya sedikit terangkat. “Melakukan apa? Aku hanya mengikuti arahan fotografer. Itu bagian dari pekerjaan. Bagian dari seni.” “Seni?!” Adi tertawa, sebuah tawa yang terdengar seperti ringkikan hewan yang terluka. “Kamu menyebut itu seni? Aku lihat wajahmu, Dian! Aku lihat caramu menatapnya! Aku dengar desahanmu saat tangannya menyentuh payudaramu!” (hal 100-101)


***

Dian adalah istri yang sempurna. Di balik dinding rumah mereka yang tenang di Depok, ia adalah surga bagi suaminya, Adi. Namun, di dalam keheningan rutinitas yang nyaman itu, sebuah bisikan asing mulai terdengar. Sebuah hasrat untuk dilihat, untuk dirayakan, bukan lagi hanya sebagai seorang istri, tetapi sebagai seorang wanita—sebuah mahakarya yang keindahannya mulai terlupakan, bahkan oleh dirinya sendiri.

Semuanya dimulai atas nama seni. Sebuah ide yang terdengar begitu modern dan berkelas. Sesi foto ulang tahun pernikahan untuk mengabadikan cinta mereka dalam sebuah kanvas abadi. Di bawah bimbingan seorang fotografer ternama dan dengan dukungan penuh dari atasan suaminya yang "bijak", pintu menuju dunia baru yang berkilauan itu pun terbuka. Mereka berjanji, ini bukan tentang nafsu. Ini tentang keindahan murni.

Di dalam studio yang remang-remang, di mana satu-satunya suara adalah detak jantung dan klik kamera, Dian menemukan panggungnya. Saat suaminya sendiri membeku kaku, seni menuntut adanya "figur" lain—seorang pria muda bernama Gilang, dengan tubuh sekeras pahatan dewa. Untuk pertama kalinya, Dian merasakan sentuhan yang bukan milik suaminya. Pelukan dari belakang yang seharusnya terasa asing, justru membakar kulitnya. Setiap arahan terasa seperti izin, dan setiap hembusan napas Gilang di lehernya adalah api yang menyulut hasrat yang telah lama tertidur.

Bagi seorang suami, ada neraka yang lebih dingin dari amarah; yaitu keheningan saat menjadi penonton. Adi dipaksa duduk di barisan terdepan, menjadi saksi kehormatan saat tubuh telanjang istrinya dipeluk oleh pria yang lebih muda dan lebih kuat. Ia melihat bagaimana "seni" menjadi dalih untuk setiap sentuhan terlarang, dan bagaimana gairah yang tak terbantahkan mulai menyala di mata Dian—sebuah gairah yang bukan lagi ditujukan untuknya.

Ketika batas antara kanvas dan kulit melebur, dan desahan menjadi bagian dari karya seni itu sendiri, pertanyaan mengerikan itu pun muncul. Apakah ini sebuah pembebasan jiwa, atau pengkhianatan terindah yang pernah dilukis? Di balik seni fotografi, ada hasrat seorang istri yang telah terbangun, dan kini ia menuntut untuk dipuaskan, tak peduli siapa yang harus terbakar dalam apinya.

***

Contents:

Pagi yang Biasa—1

Sebuah Keinginan Asing—17

Pintu yang Salah Telah Dibuka—35

Gema di Ruang Tengah—51

Di Bawah Tatapan Lensa—73

Badai yang Berbeda—95

Rasionalisasi Sang Bintang Baru—109

Penobatan Sang Bintang—123

Trofi di Telepon Genggam—149

Rumah yang Terasa Asing—161

Panggilan untuk Hasrat Murni—173

Panggilan Terakhir—195

Epilog di Atas Abu—209


Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.