Nasionalisme merupakan asset berharga suatu bangsa. Karena nasionalisme berada pada diri rakyat, dan rakyat merupakan bangunan dari negara. Ketika rakyat tidak memiliki cinta terhadap negara atau nasionalisme, tentu negara tersebut berpotensi akan hancur.
Penulis dalam buku ini menggali kiprah KH. Hasyim Asy’ari yang bermula dari fatwa Resolusi Jihad dan jargon Hubbul Wathan minnal Iman yang akan digali lebih dalam di buku ini untuk dipelajari para pemuda sebagai masa depan bangsa guna menghadapi ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat buku ini adalah universal, sangat dianjurkan dibaca untuk semua golongan untuk menelisik corak nasionalisme pada KH. Hasyim Asy;ari. Mungkin nanti pembaca sekalian juga bisa menjabarkan konsep nasionalisme dari tokoh-tokoh lain yang pembaca kaji.
“Kami menyambut gembira terbitnya sebuah buku yang ditulis oleh Seto Galih Pratomo, seorang santri yang belajar di MA. Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng Jombang, yang berangkat dari kekhawatiran melihat lemahnya rasa nasionalisme di masyarakat, khususnya bagi para pemuda terhadap bangsa dan negara,”
KH. Abdul Hakim Machfudz
(Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dzuriyah KH. Hasyim Asy’ari)
“Hadirnya buku ini, merupakan gebrakan usaha akademik yang sangat tepat bagi bangsa Indonesia saat ini. Apalagi pemikiran nasionalisme Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dikontekstualisasikan dalam pendidikan nasional. Sebuah instrument penting dalam menginternalisasikan kecintaan kepada bangsa melalui Pendidikan, memang suatu yang niscaya,”
KH. Achmad Roziqi, Lc., M.H.I
(Kepala MA.SS Tebuireng, Dewan Komisi Fatwa MUI Jawa Timur)