-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Daftar Isi
My Sexual Partners—1
*
Sinopsis
Leo kembali menikmati kebebasannya setelah 2 tahun mendekam dalam sel, sebuah pelajaran hidup yang membuatnya kapok untuk kembali ke sana. Selain kehidupannya yang terkekang, play boy ini juga tidak bisa menyalurkan hasrat biologisnya. Sebelum masuk penjara karena kasus kepemilikan narkoba, ia biasanya bisa bergumul dengan lebih dari 2 wanita berbeda setiap minggunya. Kini setelah menghirup udara bebas wajah jika nafsu libidonya membumbung tinggi tak tertahankan.
Hal pertama yang ia lakukan adalah menelepon Via dan Linda, dua dari banyak wanita cantik yang sudah berumah tangga namun dahulu menjadi sexual-partner nya Leo.
Akankah “teman-teman bercumbu” Leo terdahulu tetap mau menjadi sexual partner nya setelah mengetahui pria 23 tahun itu mantan narapidana?
*
Pratinjau
Lega rasanya dapat menikmati kebebasan kembali setelah 6 bulan mendekam di LP Cipinang. Aku dapat melihat kembali hiruk pikuknya manusia dengan segala urusannya, Wanita-wanita cantik berseliweran di jalan, sungguh indah arti sebuah KEBEBASAN. Selama ini aku sama sekali tidak berpikir bahwa selama ini kita hidup dalam kebebasan yang sangat berharga. Kita dapat bangun tidur seenaknya, jalan-jalan ke mal, pokoknya benar-benar bebas sesuai keinginan kita.
Sekedar informasi saja dan untuk jadi bahan renungan, Di dalam tahanan sungguh kehidupan yang sangat membosankan. Kiri kanan tembok tinggi, komunikasi terhenti, waktu berjalan detik ke detik terasa menjenuhkan. Tinggal dalam jeruji besi seperti binatang peliharaan! Beruntung aku ditahan di “Lingkungan” bukan di Blok atau sel tikus yang mengenaskan. Namun demikian hidup dalam tahanan penuh ancaman dan keributan. Sangat tidak nyaman. Belum lagi pekerjaan atau kuliah kita pasti terhenti dan kacau, juga tidak ada satupun cewek yang dapat kita lihat apalagi kita sentuh. Pokoknya TIDAK ENAK!! Padahal aku masuk hanya gara-gara kasus sepele: Aku beli ganja. Belum lagi selnya yang kumuh penuh dengan penjahat dan sama sekali tidak bisa menikmati sinar matahari. Sungguh membuat kita sangat menderita. Kalau aku deskripsikan kehidupan di sana mulai dari polsek, jaksa, sidang, vonis, sampai di LP Cipinang, mungkin tidak cukup sehari bacanya. Yang jelas aku hanya mengingatkan kepada seluruh pembaca jangan sampai menyentuh NARKOBA. Hargailah kebebasan yang kita miliki sekarang, sebab di dalam tahanan sana ribuan orang sangat merindukan kebebasan, sampai-sampai pada waktu sidang dengan diangkut mobil berjeruji besipun seluruh tahanan berlomba-lomba melongokan kepalanya hanya untuk melihat jalan raya!
Akupun begitu. Aku merasakan bagai seekor katak yang keluar dari tempurung. Aku benar-benar menikmati kebebasan yang aku miliki sekarang, dan target pertama adalah melepaskan hasrat gairah biologis yang sekian lama terpendam. Aku bolak-balik agenda dan cari teman di memori HPku. Aku ingat-ingat dari sekian wanita, mana yang paling berkesan? Pikiranku menerawang menembus memori dalam otakku hingga akhirnya “Via” jadi pilihanku, teman twitter yang berwajah manis, tinggi, putih, 36B, dengan goyang yang aduhai.
Berfikir ke sana tanpa sadar senjataku langsung berdiri. Aku langsung kontak HPnya, tapi yang mengangkat suara pria. Aku tidak nyahut dan langsung mematikan Hpku. “Wah, kacau nih kalau gini!” Mengingat hasratku sudah benar-benar tidak bisa tertahan lagi, aku hubungi hampir semua wanita yang pernah kencan dengan aku, dan beruntung aku bisa mengajak Linda bekas bawahanku yang sekarang sudah bekerja di tempat lain. Tidak terlalu bagus bodinya, tapi cukuplah untuk menumpahkan hasrat. Aku rayu dia untuk bolos sehari dan ternyata dia mau. Tenang sudah pikiranku.
Tepat jam 10.00 pagi kami sudah berada di Hotel dan tanpa basa-basi lagi, aku langsung menyerangnya. Pakaian kami berdua sudah berhamburan di lantai. Aku bagai musafir bertemu air.....