Di titik inilah buku ini hadir sebagai upaya kontribusi telaah kritis dan gagasan dari para akademisi dan praktisi pendidikan terhadap pendidikan Indonesia. Buku ini memuat tulisan dari para akademisi dan praktisi pendidikan dari berbagai bidang dan dibagi menjadi 6 (enam) tema besar, yaitu: (1) memikirkan kembali esensi-esensi pendidikan kita, (2) menyoal kualitas, akses, dan keragaman pendidikan, (3) menelaah gagasan profil Pelajar Pancasila, (4) digitalisasi pendidikan, antara peluang dan tantangan, (5) telaah tentang kurikulum dan pembelajaran, dan (6) tentang guru. Bab-bab yang ditulis dalam buku ini menyoroti berbagai kebijakan pendidikan dan gagasan serta praktik pendidikan yang ada di Indonesia sekarang ini. Mulai dari kritik terhadap Merdeka Belajar hingga rekomendasi bagaimana mestinya kurikulum, guru, dan pembelajaran dikembangkan secara lebih baik melewati masa pandemi Covid-19 ini. Bab-bab dalam buku ini juga mengakomodasi keluasan spektrum dalam melihat dan menelaah pendidikan di Tanah Air. Oleh karena itu, buku ini penting dibaca oleh para pemangku kebijakan, terutama pemerintah, juga para akademisi, praktisi, dan pegiat pendidikan.
Edi Subkhan, pengajar pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
(UNNES). Konsen dalam bidang curriculum studies, kebijakan pendidikan,
pendidikan guru, pedagogi kritis, dan teknologi pendidikan. Editor
Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies (IJCETS),
reviewer di beberapa jurnal ilmiah, menulis di beberapa media massa,
juga menerbitkan buku, antara lain Pendidikan Kritis: Kritik atas Praksis
Neo-Liberalisasi dan Standardisasi Pendidikan (2016), Sejarah & Paradigma
Teknologi Pendidikan untuk Perubahan Sosial (2016).
Abdul Malik, anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan
Madrasah (BAN-SM). Aktif mengajar di bidang ekonomi dan kebijakan
publik di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, hingga awal 2000-
an. Menekuni kebijakan dan ekonomi politik pendidikan selama hampir
30 tahun, sejak masih bertugas di Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional. Sejak 2004 aktif sebagai konsultan di bidang kebijakan publik,
manajemen keuangan publik, dan kebijakan pendidikan untuk berbagai
lembaga nasional dan internasional, baik di Indonesia maupun di luar
negeri. Di samping aktif di BAN-SM, kini juga banyak terlibat dalam
diskusi kebijakan, perumusan instrumen kebijakan pendidikan, serta
program reformasi sistem pendidikan dan pelatihan vokasi nasional.
Mu’arifuddin, pengajar pada Program Studi Pendidikan Luar
Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
(UNNES). Konsen dalam bidang Pendidikan Keluarga, Pemberdayaan
Keluarga, dan Perencanaan Program Pendidikan Nonformal.
Mendapatkan gelar Peneliti Kualitatif Internasional (CIQaR), dan
Peneliti Kuantitatif Internasional (CIQnR) sebagai peneliti sosial ahli.
Editor di Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, dan
aktif sebagai reviewer di berbagai jurnal ilmiah nasional.
Moh. Iqbal Mabruri, pengajar pada Jurusan Psikologi, Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang (UNNES). Konsen
pada kajian dan penelitian dalam bidang kesehatan mental, komunitas
dan sosial.