Kumpulan Cerita Dewasa 21++: Cerita Romantis Dewasa 21++

· Kumpulan Cerita Dewasa 21++ Issue #189 · Lovely Story Publisher
4.5
2 reviews
Ebook
16
Pages
Eligible
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Dapatkan free ebook sinopsis dan pratinjau judul kami lainnya di:

-> -> bit.ly/andini-citras <- <-

*

Keunggulan Ebook ini:

- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab

- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia

- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar

- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera

- Bisa ganti jenis font

- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam

----------

Contents

Gairah Tinggi Liza yang Terpendam—1

*

Sinopsis

Joe tak menyangka keisengan tangannya dalam bergerilya di wilayah sensitif Liza tidak mendapat penolakan yang berarti. Memang sih, wanita cantik berkulit putih ini sempat protes namun tidak diiringi dengan tindakan fisik, malah bisa dibilang malah memberi kemudahan akses supaya tangan Joe bisa lebih leluasa bebas. Kejadian itu berlangsung sore hari di mana seluruh karyawan di ruangan yang sama telah pada pulang

*

Pratinjau

Sebelumnya gambaran mengenai diri aku adalah seorang pegawai kantor swasta yang berada di Singapura dengan tinggi badan 169 cm, umur 24 thn, kulit kuning langsat maklum aku warga keturunan dan maaf kalau tulisanku kurang bagus.

Kejadian ini kira-kira pada bulan Oktober 2018 tepatnya di ruang kantorku. Aku mempunyai teman kantor, namanya Liza. Sedikit gambaran tentang Liza, keturunan Cina dengan tinggi 165 cm berat 55 kg, jadi sepintas kelihatan agak semok tapi seksi sekali, apalagi kalau lihat pantatnya, wuiih.. pasti terbayang-bayang deh.

Kebetulan Liza ini orangnya baik sekali padaku, setiap dia pulang dari luar kota maupun dari luar negeri pasti dia membawa oleh-oleh buatku. Sebetulnya aku tidak punya perasaan macam-macam terhadap Liza, tapi berhubung keadaan, situasi mendukung maka terjadilah perselingkuhanku dengannya.

Liza minta tolong kepadaku untuk diajarkan mengirim lampiran berkas melalui surel untuk kekasihnya yang ada di luar negeri, dan aku bilang,

“Oke nanti aku ajarin setelah jam pulang kantor di ruanganku”, dan Liza menjawab,

“Oke nanti kalau sudah jam pulang aku menuju ruanganmu..” Sekitar jam 17:15 Liza sudah datang di ruanganku, kebetulan seisi ruanganku sudah pada pulang semua. Aku duduk di kursi sambil menghadap ke Komputer, sedangkan Liza ada di sebelah kiriku, dengan saksama dia memperhatikan apa yang kuajarkan. Tangan kananku ada pada mouse sedangkan tangan kiri kuletakkan di paha kiriku. Liza merapatkan tubuhnya untuk melihat apa yang ada di layar monitor, tanpa sengaja paha kanannya tersentuh tangan kiriku. Sebetulnya waktu itu aku tidak punya perasaan apa-apa, karena kupikir kita teman baik dan Liza orangnya juga baik sekali.

Setelah bersentuhan, kulirik pahanya yang putih mulus dan terasa senjataku menyesakkan celana katunku. Lumayan juga aku mengajari Liza untuk kirim dan menerima lampiran surel, jam telah menunjukkan pukul 18:00, seluruh karyawan kantor sudah pada pulang semua, tinggal aku berdua dengan Liza. Maka kuberanikan untuk menyentuh paha putih yang mulus itu dengan sangat perlahan sekali, aku takut kalau Liza nanti marah bisa gawat soalnya namanya juga teman.

Eh.., ternyata Liza diam saja dan pura-pura tanya bagaimana cara membuka lampiran yang berhasil di unduh. Aku gembira setengah mati karena kusangka dia pasti marah atau paling tidak dia menegurku karena berani menyentuh pahanya yang putih. Sekitar dua menit ku elus-elus pahanya, lalu kunaikkan jari-jariku sedikit demi sedikit


Linda Gadis Belia yang Labil

Hari masih pagi. Matahari belum bersinar lama. Saat itu jam dinding kamar baru menunjukkan pukul enam lebih sedikit. Aku bangkit dari tempat tidur. Kurasakan pinggangku sedikit linu. Mungkin akibat pertarungan cinta yang berlangsung dahsyat tadi malam. Perlahan-lahan aku berjalan menuju kamar mandi. Kutengok Linda masih tertidur pulas menghadap ke dinding. Tubuhnya yang putih montok hanya ditutupi oleh selembar kain katun berwarna biru langit yang tipis.

Aku segera masuk ke kamar mandi yang masih terletak di dalam ruangan. Aku berdiri di depan kloset, melepaskan urine yang sudah tak dapat kutahan. Kurasakan air itu mengucur deras dari organ tubuhku yang mengeras dan panjang. Aku menggelinjang sesaat setelah air berwarna kekuningan itu terkuras habis, membuat organ tubuhku itu berangsur-angsur mengendur dan layu.

Aku lalu memutar sebuah tungkai penyiram air pada kloset. Kulihat air itu menjadi bergulung-gulung membentuk pusaran lalu menghilang ke dasarnya mengeluarkan bunyi yang berdesis. Aku membasuh sedikit kepala kemaluanku dengan air kemudian mencuci tanganku di sebuah wastafel. Sejenak kuperhatikan bayanganku yang terpantul jelas pada cermin lebar yang terletak persis di hadapanku. Wanita itu memang betul-betul liar, pikirku. Sekujur badanku tampak habis matang-matang digigitnya meninggalkan bekas yang membiru.

Tak lama kemudian aku kembali ke tempat tidur. Aku mengambil sebuah celana pendek hitam yang terserak di bawah tempat tidur. Aku mengenakannya, menutupi auratku yang besar kecokelatan. Kulihat Linda masih tak bergerak. Posisi tidurnya belum berubah. Aku merebahkan tubuhku di sampingnya. Sekilas kudengar nafasnya hampir-hampir mendengkur, begitu teratur dan berirama. Aku pun lalu membalikkan badanku, membelakangi tubuhnya dan terbang ke alam mimpi.

Aku terbangun karena hawa udara yang terasa panas. Jam dinding kamar itu sudah menunjukkan pukul dua belas kurang sedikit. Kulihat sebelahku telah kosong. Kiranya Linda telah pergi ke kantornya. Kepalaku terasa sedikit pening.

“Akh..! Mimpi yang konyol”, pikirku. Aku menyalakan sebuah AC dari sebuah remoteem>. Kurasakan udara menjadi lebih sejuk. Pikiranku menjadi teringat kembali pada mimpi yang sempat kualami.

Saat itu aku berada di sebuah bar lalu memesan segelas bir dan mulai larut menikmati suasana santai yang temaram saat itu. Tak lama muncul seorang gadis berpenampilan seksi yang tampak lucu dan ganjil karena usianya yang nampak belia. Seorang gadis muda cantik yang lincah, menurutku. Ia lalu duduk di dekatku dan menyapaku. Saat itu dapat kulihat dengan jelas betapa giginya putih bersih, membuatku menjadi terkesima menahan gairah, apalagi ketika ia tersenyum-senyum memperhatikan bagian tubuh di bawah perutku. Aku berusaha tetap bersikap sopan meskipun kutahu gadis belia itu menaruh minat khusus pada organ yang tersembunyi di balik celana jinku. Dasar ABG labil, batinku.

Ratings and reviews

4.5
2 reviews

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.