Suatu hari, Dorothy mengalami hilang ingatan secara tiba-tiba dan terbangun di London tanpa mengingat siapa dirinya. Dalam kondisi terpuruk, ia harus bertahan hidup sebagai tuna wisma dan buruh tani, jauh dari kenyamanan dan stabilitas yang biasa ia kenal. Pengalaman ini membuka matanya terhadap kerasnya realitas hidup kelas bawah di Inggris.
Melalui kisah ini, Orwell menggambarkan ketimpangan sosial, kebusukan moral masyarakat, serta krisis identitas dan keyakinan yang dialami oleh orang-orang yang terjebak dalam sistem sosial yang kaku dan tidak adil. Bahkan setelah Dorothy kembali ke kehidupannya yang lama, ia tak lagi menjadi orang yang sama. Ia menyadari betapa terbatasnya kebebasan dan pilihan dalam hidupnya sebagai perempuan sekaligus warga masyarakat kelas menengah bawah.