Kisah Berlian memang tak segemilang namanya, namun Berlian tetaplah Berlian bak batu mulia berlian yang semakin ditempa maka nilainya semakin tak terkira. Dari jodoh yang datang, lalu tuduhan tak berdasar hingga kembali memeluk hikmah dan berkah di bulan suci.
Nurul Maghfiroh, anak bungsu dari empat bersaudara adalah perempuan asli Mojokerto yang saat ini menetap di Kota Semarang. Ia merupakan ibu dari dua orang putri yang sibuk bergelut di dunia akademik dengan mengajar Bahasa Inggris di CILAD UNISSULA dan FKIP Universitas Terbuka.
Pandemi Covid-19 pada 2020 membuatnya memiliki waktu lebih luang selama WFH untuk membaca dan membuka sosial media. Di situlah dia mulai menyadari geliat literasi yang luar biasa di jagat maya. Rasa penasaran yang tinggi dan tertantang untuk belajar menariknya begitu dalam ke dunia fiksi yang belum pernah dijamahnya.
Baginya, belajar menulis di KMO OB Batch 5 merupakan pengalaman yang sangat berharga, karena dalam mengasah keterampilan dibutuhkan support system yang mumpuni guna membimbing dan mendorong seseorang untuk tetap produktif dan terarah.
Novilia Arrasyid atau biasa dikenal dengan Nopil, lahir di Blitar pada 9 November 1995. Hidupnya dihabiskan di tanah perantauan. Sebelas tahun di Surabaya, satu tahun di Ponorogo, enam tahun di Taiwan, hanya tujuh tahun saja dia hidup di tanah kelahirannya.
Setelah dianjurkan untuk terapi menulis oleh dokter, Nopil semakin ingin mengenal dunia kepenulisan. Mengikuti beberapa pelatihan online, Nopil masih merasa belum menemukan tempat yang nyaman untuknya. Sampai suatu ketika Nopil berjumpa dengan keluarga KMO-OB, dan membawanya jatuh cinta dengan dunia kepenulisan.
Ini adalah karya kedua bagi Nopil, setelah Antologi Cerpen pertama berjudul “Cahaya Mutiara Tarbiyah”.
Nama saya Diyah Puji Utari, biasa dipanggil Bu Utari. Saya seorang Ibu dari dua anak yang saat ini berumur 12 tahun dan 6 tahun. Sehari-hari, saya bekera sebagai ASN di salah satu Sekolah Pertama (SMP) Negeri, di Kabupaten Tulungagung.
Tidak pernah terpikir untuk menjadi penulis sebelumnya, tapi saya sangat menikmati proses kepenulisan dan tertarik dengan dunia Sastra, sesuai dengan jurusan saya ketika kuliah S1 dulu.
Dan Alhamdulillah, karya perdana saya bersama teman-teman dalam Antologi Cerpen yang berjudul Orkestra Jiwa telah terbit serta mendapatkan respon positif dari para pembaca. Karya kedua kami bersama teman-teman KMO Oliends Book adalah Rayuan Bulan. Buku yang sekarang ada di tangan pembaca ini merupakan karya kami berikutnya. Saya juga tertarik dengan dunia parenting dan pengasuhan serta mengamati tumbuh kembang anak dan remaja. Harapan saya, semoga dengan menulis, kita bisa menuangkan ide dan cerita bermakna melalui karya yang bermanfaat bagi pembaca.
Perempuan bernama lengkap Sri Dewi Ratnawati adalah seorang pengajar bahasa Inggris di salah satu sekolah menengah di Sumenep. Dia adalah alumni UNESA jurusan pendidikan Bahasa Inggris. Perempuan kelahiran Sumenep pada September 1983 juga aktif sebagai pembina Kelompok Wanita Tani (KWT) di desanya. Oleh karena itu, dia gemar merawat tanaman dan berbagai jenis sayuran di pekarangan rumahnya. Tak heran jika dia juga mempunyai usaha pengolahan produk hasil tani yang menjadi produk unggulan KWT di desanya.
Baginya sebagai praktisi pendidikan bahasa, dari empat skill; mendengar, membaca, berbicara, dan menulis adalah terapi diri untuk bisa melahirkan karya. Perempuan dengan dua anak ini sudah mulai aktif menulis sejak SMA. Karya-karya cerpennya pernah diterbitkan di majalah sekolah SMA dan sekolah tempatnya mengajar. Cerpen berjudul Merajut Kalbu juga pernah terbit di antologi cerpen Pelangi Rasa usai mengikuti KMO OB Batch 4.
Imilda, puteri sulung dari pasangan Abdul Malik Wenna dan Marwati. Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin dan saat ini tengah menikmati perannya sebagai istri dari Andi Akhiruddin, ibu dari tiga orang putera; A. Afif Abdurrahman, A. Afiq Abdullah, dan A. Afzal Assholih. Telah menerbitkan dua buku solo: Kepadamu dengan Penuh Cinta (Nulisbuku, 2012) dan Diary Seorang Guru (Qibla, 2017) serta tiga buku antologi: Cahaya dari Madrasah Pertama (Halaman Moeka, 2020), Cahaya Mutiara Tarbiyah (KMO OB, 2021) dan In the Next Day (Pro Kreatif, 2021).
Linda Sofia, lahir di Sumenep Kabupaten paling ujung di pulau Madura. Tepatnya pada 05 Januari 1986. Saat ini ia tinggal di Situbondo bersama suami Hariyanto (36 th) dan seorang putra Moh. Daniel Lutfan Fahrezi (10 th). Ia sempat mengabdikan diri menjadi tenaga pendidik di Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama 10 tahun pada 2008-2018. Namun, sekarang ia memilih menjadi ibu rumah tangga sambil berkarir dari rumah. Ia mengusung tiga brand yaitu Oliends Kitchen yang bergerak di bidang makanan Frozen Food. Kedua, Oliends Learning memfasilitasi anak-anak belajar bahasa Inggris secara online dan offline. Yang terakhir adalah Oliends Book yaitu sebuah wadah untuk memfasilitasi para calon penulis menerbitkan karya-karyanya serta menyebarluaskannya agar lebih bermanfaat baik dalam ilmu pengetahuan maupun finansial.
Atas izin Allah penulis telah menerbitkan tiga buku solo berjudul Serial English Word Play dan sebelas buku antologi cerpen. Ia sedang jatuh cinta dalam dunia aksara dan ia selalu berharap tiap rangkaian kata dalam ceritanya menjadi pembuka pintu-pintu kebaikan untuk banyak orang.
Nurin Fadilah Umami, lahir di Situbondo pada 29 Februari 1988. Menjadi penulis memang tak semudah yang dibayangkan. Namun, jika belajar terus dilakukan, maka dengan belajar akan mampu memberikan sebuah jalan menuju titik terang. Jika menulis mampu menghadirkan ruang menuju masa depan, maka menulislah dengan segenap kemampuan.
Persoalan hidup memang tak pernah bisa ditebak. Terkadang menyenangkan, terkadang pula menyedihkan. Hanya saja, semua dapat dilewati dengan mudah tergantung dari adanya sebuah pandangan dan pemahaman positif. Jangan pernah menyerah saat sedang mengalalami sebuah ujian, sebab ujian bisa diselesaikan apabila jawabannya telah ditemukan dan diselesaikan. Hanya keajaiban dan kemurahan dari Tuhanlah yang mampu meringankan segala beban hidup. Semoga karya ini dapat memberikan motivasi dan manfaat bagi orang lain.
Erni Yusnita, Lahir di Lamongan pada 18 April 1986. Ia memiliki tiga srikandi masing-masing bernama Zalfa, Naira dan Mikayla. Sejak kelahiran putri keduanya, Ia memutuskan untuk berhenti sebagai tenaga pendidik karena ingin fokus mengasuh kedua buah hatinya yang masih balita.
Saat ini Ia mengabdikan diri sebagai Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan sebagai Guru TAPOS di kampung halamannya. Selain itu, Ia kembali bergabung pada kelas menulis online yang diprakarsai oleh Cikgu Linda Sofia. Berharap mendapatkan tambahan ilmu literasi bersama teman-teman hebat yang lain. Antologi ini merupakan karya “kroyokan” keduanya setelah PELANGI RASA. Semoga bisa menghibur dan bermanfaat untuk sesama.
Nida Zulkhaira, perem-puan yang memiliki nama pena Ummu H2 ini lahir di kota Medan, pada 29 Mei 1993. Masa kecil hingga SMA ia habiskan di Medan, kemudian ia melanjutkan studi sarjananya di Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Aktivitasnya selain menjadi ibu rumah tangga, ia juga aktif menjalankan homeeducation bagi kedua buah hatinya, Aulia Hafidzah Rahmah (2017) dan Hanifah Alya Rahmah (2019). Ia juga menyibukkan diri dengan berbagai kelas pembelajaran diri sebagai pengetahuan dalam mendampingi keluarga kecilnya.
Wanita berdarah melayu ini juga turut menjadi salah satu kontributor dalam buku Cahaya Mutiara Tarbiyah bersama KMO-Oliends Book dan Homeschooling Keluarga Peradaban. Buku ini adalah antologi keduanya. Ia ingin berbagi hikmah dalam hidup lewat tulisan bersama penulis lainnya.
Nunung Chumairoh, lahir di Surabaya, 33 tahun yang lalu. Ia merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Sejak kecil, ia pindah ke Madura karena ikut kedua orang tuanya bertugas. Selama tiga tahun, ia tinggal di kabupaten Sampang. Pada 1992 hingga sekarang, ia menetap di kabupaten Sumenep. Lulusan S-1 Pendidikan Bahasa Inggris ini, memiliki dua orang putri yang masing-masing berumur 7 tahun dan 4 tahun. Selain menjadi Ibu rumah tangga, ia juga berprofesi sebagai Guru Honorer di salah satu SMP Negeri di kabupaten Sumenep. Untuk bisa menyapanya, ia bisa dihubungi di akun Facebook dan Instagramnya: @Nunung Khumairoh.
Menulis adalah kegiatan yang sulit dilakukannya karena ia tidak pandai merangkai kata-kata. Oleh karena itu, dengan mengikuti kegiatan KMO-OB ini, ia berharap mampu menguraikan kata-kata indah nan bermakna dalam bentuk sebuah karya. Karya yang bisa membuatnya semangat untuk menulis dan semakin percaya diri.
Ririk Nuriksa, terlahir di Situbondo pada 12 Maret 1979. Bekerja sebagai seorang guru bukanlah jaminan bagi saya untuk bisa menulis dan membuat karya dengan baik tanpa banyak belajar. Saya merasa sangat beruntung bisa bergabung di Kelas Menulis Online Oliends Book di bawah asuhan Mbak Linda Sofia yang saya ikuti sejak setahun yang lalu. Saya pernah berkarya dan merupakan karya perdana yang dimuat secara resmi yaitu dalam buku antologi Rayuan Bulan pada KMO Oliends Book Angkatan 2. Pada angkatan berikutnya saya mengalami kegagalan dalam berkarya karena alasan tertentu. Namun, Saya tak berputus asa. Kali ini saya kembali merasa tertantang untuk berkarya di KMO Oliends Book Ramadan. Saya berharap KMO Oliends Book terus mengadakan kelas menulis hingga angkatan yang tak terbatas untuk mewadahi aspirasi dan inspirasi para penulis.
Memiliki nama julukan Midinada sejak duduk di Madrasah Tsanawiyah yang kini menjadi nama penanya. Bunda kelahiran Blitar, 4 April ini adalah salah satu pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Swasta di kota Blitar. Bersyukur meskipun di tengah-tengah ke-rempongan-nya bersama keempat putra putrinya Rafael Aflah Ramadanu (13 tahun), Nafila Afrah Zareefania (10 tahun), Al Fayaza Ahmad Zhafran (5 tahun), dan Vanilla Athifa Maysoora (1 tahun), ia masih diberi kesempatan untuk belajar literasi di Kelas Menulis Online Oliends Book ini. Harapannya ia dapat meningkatkan kualitas karyanya sehingga dapat memberikan inspirasi, motivasi, dan manfaat bagi dirinya sendiri dan para pembaca.
Najmatuzzahiroh, nama pemberian dari orang tuaku, Ema nama panggilanku sejak kecil, aku lahir di Malang, 27 April 1984. Bersyukurlah selagi bumi masih bersedia menjadi tempat pembelajaran terbaik untuk mengasah mental. Aku terlahir dilingkungan rumah yang penuh dengan bimbingan Religi.
Aku pernah menuntaskan masa belajar di MI Darul-Ulum, MTs An-Nur Bululawang, Madrasah Aliyah Raudlatul–Ulum, dan S1 di Fakultas Tarbiyah UIN Malang.
Sejak 2008 saya mengabdi di Sekolah Indonesia Makkah. Guru adalah ujung tombak keberhasilan pendidikan disekolah. Sepandai apapun seorang siswa, peran Guru tetap sangat penting sebagai pendidik dan pembimbing. Dari atas sajadah Masjidil Harm, tolong sampaikan salam takdzim saya kepada seluruh ayah dan ibu kalian, semoga beliau selalu senantiasa sehat walafiat, diberikan umur panjang yang barokah, dimakmurkan, dan ditetapkan Iman dan Islam.
Abila Zahra, lahir di Situbondo, tepatnya pada 01 Februari 1978. Saat ini ia tinggal bersama ibu dan anaknya di Asembagus. Kesehariannya mengajar di sebuah lembaga pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di samping itu, ia merintis usaha di bidang jasa dan menerima pesanan aneka kue basah.
Wanita berkacamata ini senang menulis dan membaca cerita fiksi. Baru kali ini ia berkesempatan belajar menulis dengan bergabung di Oliends Book. Ini adalah karyanya yang ketiga. Karya sebelumnya terdapat pada kumcer bertajuk Rayuan Bulan (2020) dan Pelangi Rasa (2021).
Buddy Mahmudah, lahir dan dibesarkan di Boyolali, 10 Mei 1986. Menuntut ilmu di Surakarta (MAKN- MAN 1 Surakarta) dan melanglang-buana hingga ke Malang (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang). Ketika menuntut ilmu di kedua madrasah tersebut, penulis sudah mempunyai karya yang diterbitkan di media lokal sekolah, komunitas ataupun daerah. Alhamdulilah, atas ijin Allah dan dukungan suami, penulis pernah berkontribusi di buku kumpulan cerpen Orkestra Jiwa (2020). Buku ini adalah kontribusi kedua penulis untuk buku kumpulan cerpen. Mohon doanya agar bisa melahirkan karya-karya selanjutnya dalam bentuk buku.
Website: pustakarumahc1nta.org;
Instagram: @pustakarumahc1nta