Anizaru & Salju: Pejuang Hati Bumi Melayu
About this ebook
"Apa maksud saudari?"sambil merendahkan badan ke arah Fitri, Noka menatap serius wajah mahasiswi cantik asal Singkil itu.
"Di kampung saya, begitu yang terjadi, Pak. Selama DOM kemarin itu, bapak saya malah dicurigai ikut bergabung ke dalam GAM. Berkali-kali tentara masuk ke rumah mengacungkan senjata ke leher bapak saya. Orang-orang di Singkil terbelah. Sebagian ada yang diam-diam bergabung dengan GAM, sebagian malah terang-terangan menolak NKRI. |
.........................................................
| SINOPSIS: Baca novel sembari baca sejarah |
Anizaru & Salju adalah sebuah Novel tentang perempuan. Novel ini membawa pembaca menyelami dunia hati dari sisi berbeda. Di dalamnya berkisah tentang persahabatan dua perempuan dari bumi melayu, Anizaru dari Minangkabau & Fitri dari Aceh. Keduanya berjumpa pertama kali di sebuah kampus runyam, di dekat kota Bukittinggi. Di kemudian hari, jalan hidup mengantarkan mereka pada fase hidup tidak terduga hingga harus saling mempertaruhkan nyawa di Turki. Tak disangka, kisah heroik keduanya di Turki itu, telah membuka kembali lembaran sejarah panjang Kesultanan Ottoman dengan Bumi Melayu.
Ending novel ini tidak terduga dan sangat menyentuh. Penasaran cerita lengkapnya? Langsung orde aja ya e book ini. Seru banget ceritanya.
Ratings and reviews
About the author
Novik el Koto adalah nama di ujung pena. Dia orang Agam-
Beberapa bukunya yang sudah diterbitkan di antaranya:
1. Buku Kerja Sosiologi Kurikulum 2013 untuk Kelas XII (Acarya Media Utama, 2015);
2. Pernikahan Generasi Minangkabau Zaman Now (Graha Ilmu, 2019);
3. Novel Isak Rumah Gadang (Alfannani Publisher, 2020);
4. Buku Puisi Tunggal ‘Bersalaman dalam Awan’ (Alfannani Publisher, 2020);
5. Buku Referensi: Panitahan Adat Anak Nagari (Alfannani Publisher, 2020);
6. Roman Senandung Ibu Cahaya (Suluah Kato Khatulistiwa, 2022);
7. Mahar 30 Juz (Suluah Kato Khatulistiwa, 2022).
Pada 2018, lulusan Sekolah Pascasarjana UGM Program Studi Ketahanan Nasional ini mendirikan “Komunitas Literasi Natsir” di Bukittinggi. Dua tahun kemudian, ia mengubah komunitas tersebut menjadi “Komunitas Literasi Nafisio Bukittinggi.” Bersama dua komunitas literasi yang ia pandu tersebut, ia pernah merelis tiga judul buku bertajuk Antologi: Antologi Esai ‘Buletin untuk Ibu’ (indie, 2018), Antologi Esai ‘Sepatah Kata: Ayah dalam Bingkai Literasi’ (indie, 2019), serta Antologi Puisi ‘Menyulam Sinyal’ (Truss Media, 2020).
Di samping beberapa judul tersebut, ia juga menulis di beberapa buku antologi puisi lainnya seperti: Segara Sakti Rantau Bertuah: Antologi Puisi Jazirah 2, 4, 5, & 8 dalam Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2019-2021 (Dinas Provinsi Kepri, 2019), Pasaman dalam Puisi Penyair Nusantara (Obelia, 2019), Cinta Adalah Utopia yang Indah (Tasik Zona Barokah, 2020), serta Berbisik Pada Dunia (Yayasan Hari Puisi, 2020). Pada tahun 2020, ia terpilih sebagai satu-satunya perwakilan Provinsi Sumatra Barat pada ajang Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (MUNSI) III.
Di bidang akademik, ia pernah tercatat sebagai Dosen tidak tetap IAIN Bukittinggi & Tutor Prodi Administrasi Publik Universitas Terbuka Padang (sampai sekarang). Saat ini, ia mengelola penerbitan sendiri yakni ‘Suluah Kato Khatulistiwa.’
