Tiga aktor komunikasi dalam komunikasi kritis adalah sektor Publik (Pemerintah), sektor swasta dan media massa. Sektor public memantau krisis, melakukan analisa, merumuskan langkah-langkah kebijakan dan memberikan infomasi kepada public dengan bantuan sektor swasta dan media massa untuk menjangkau target yang sangat luas dan beragam yaitu masyarakat pada suatu wilayah, kota ataupun negara. Pandemi Covid-19 yang datang secara tiba-tiba dengan penyebaran yang sangat cepat di seluruh dunia menuntut pemerintahan di semua dunia mengembangkan secara cepat bentuk komunikasi krisis yang terbaik untuk menghadapi berbagai resiko dan tantangan internal dan ekstenal sehingga segala bentuk kerugian dan jatuhnya korban jiwa dapat diminimalisir. Secara umum dapat dianaliasa perubahan prilaku komunikasi pemerintah, peran (strategis) pemimpin dan opisisi, perbedaan pendekatan krisis antara level pemerintahan di pusat dan daerah, startegi pemanggilan untuk para ahli sebagai dukungan akan langkah pemerintahan dan memberikan keyakinan kepada masyarakat dalam berbagai terknik komunikasi termasuk penggunaan media sosial yang disesuaikan secara cepat sebagai respon cepat terhadap krisis.
Pembelajaran komunikasi krisis dalam situasi pandemic Covid-19 oleh berbagai pemerintahan di dunia dan kemudian dibandingkan dengan situasi/konteks yang terjadi di Indonesia sangat perlu untuk dianaliasa dan didokumentasikan untuk diambil hikmah pahit dan manisnya sehingga pemerintahan mampu lebih baik lagi dalam menghadapi berbagai situasi ketidakpastian di masa yang akan datang. Buku pahit dan manis komunikasi krisis pemerintahan di dunia dan indonesia hadapi pandemi covid-19 merupakan buah karya dari mahasiswa kelas A Angkatan XI program doktoral IPDN Jakarta mata kuliah Komunikasi Pemerintahan dengan referensi awal buku Manufacturing Government Communication A Comparative Perspektive on Covid-19 editor Philippe J. Maarek yang diterbitkan oleh Springer Studies in Media and Political Communication (2022) yang telah di review oleh para siswa dengan pendekatan teori-teori komunikasi dan diperbandingkan dengan yang terjadi di Indonesia sehingga terdapat konteks yang baru, segar dan berbeda.