karenanya bersifat wingit. Sebagaimana tanah Jawa, pada abad ke-2
Masehi bangsa Hindu menamainya yabadiu. Yaba artinya enjelai
(bidadari, surga) dan diu artinya tanah, sehingga yabadiu artinya
tanah surga.
27
Karena keperawanan dan keindahannya tersebut,
tidak hanya bangsa manusia yang memperebutkannya, akan tetapi
bangsa lelembut juga berkeinginan menguasainya sebagai tempat
tinggal. Karena tempat yang terbaik adalah yang terbaik bagi dua
golongan tersebut. Konon, sejak abad ke-17 Masehi, tanah Jawa
sudah ditempati oleh Bangsa Kalang yang pandai menempa besi dan
bertanam padi di ladang. Tapi hidup mereka masih berpindahpindah
(nomaden),
28
oleh karenanya belum dapat dikatakan sebagai
pembabad. Hal yang sama juga berlaku bagi bangsa Hindu yang
hanya mendiami pinggiran-pinggiran pulau dengan kelompok kecil.
Semua ini adalah tentang riwayat kehidupan orang-orang
terdahulu.
Dalam konteks “Babad Tempurejo”, semua pengertian di atas
dapat digunakan. Babad Tempurejo berarti sejarah, riwayat, dan
cerita yang turun temurun tentang Tempurejo. Babad Tempurejo
juga dapat berarti membuka lahan baru dengan menebas dan
merambah pepohonan, semak belukar, rerumputan untuk
mendirikan suatu pemukiman dengan nama Tempurejo. Pengertian
pertama berarti merujuk kepada hasil jadi yang sudah
terdokumentasi lewat proses heuristis, sedangkan yang kedua
merupakan aktualisasi dari refleksi peristiwa di masa silam. Di
dalam buku ini, pengertian pertama dapat dirujukkan kepada
bagian awal hingga akhir. Sedangkan pengertian kedua kepada
bagian ke-6 sebagai core-nya.
“Babad Tempurejo” ber-setting pra dan pascaperang Jawa (de
Java Oorlog, 1825-1830). Ia bermula dari motivasi internal
beberapa individu untuk mencari “suasana baru” dan “dunia masa
depan” bagi mereka dan keturunannya dari “kebisingan politik” dan
“teror kolonialisme”.
Miftaqurrohman dilahirkan pada tanggal 24
Januari 1984 di Undaan Kidul, Kudus, Jawa
Tengah. Pendidikan formal ditempuh di SDN
1 Undaan Kidul Kudus (1996), di MTs
Nahdlatul Muslimin Undaan Kidul Kudus
(1999), MA Matholi’ul Falah Kajen Pati
(2003), STAIN Ponorogo-Syari’ah Ahwal alSyakhsiyah
(2012), Pascasarjana IAIN
Ponorogo-Ekonomi Islam (2018), dan
Pascasarjana INSURI Ponorogo-Fakultas
Tarbiyah (sekarang).
Pendidikan nonformal ditempuh di TPQ Ishlahul Murattilin
Kudus (1995), Madin Takmiliyah Awwaliyah al-Khairat Kudus
(1996), Madin Takmiliyah Wustho Matholi’ul Falah Kajen Pati
(2000), dan Pondok pesantren Mathali’ul Huda Kajen Margoyoso
Pati (2003).
Pernah menjadi guru di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak
Ponorogo, baik di MTs. maupun MMH (Madrasah Miftahul Huda)
mulai tahun 2004 hingga 2017. Materi yang diampu meliputi
Bahasa Arab, nahwu, fiqh, us}u>l al-fiqh, al-qawa>‘id al-fiqhi>yah,
dan disiplin keilmuan lain. Kepala MA Al-Ishlah di Gentong Paron
Ngawi (2015-2016), Wakil Ketua bagian Kurikulum di MA Fie Sabilil
Muttaqien (FSM) Tempurejo Paron Ngawi (2016-sekarang), Kepala
Madrasah Diniyah Ula Fie Sabilil Muttaqien (FSM) Tempurejo Paron
Ngawi (sekarang), Ketua PPS desa Tempuran dalam Pilgub 2018
dan Pilpres 2019, dan anggota PPK Paron dalam Pilpres 2019
(sekarang).
Di antara karyanya dalam bentuk buku yaitu Istihsan Dalam
Madhhab Hanafi (2012). Penulis dapat dihubungi di 085606707889
dan e-mail: [email protected].
Nailiya Sa’idah dilahirkan pada tanggal 02
November 1986 di Ngawi, Jawa Timur.
Pendidikan formal ditempuh mulai TK Nawa
Kartika Tempurejo Paron Ngawi (1994), MI
Fie Sabilil Muttaqin Tempurejo Paron Ngawi
(1999), SMP A. Wahid Hasyim Jombang
(2002), SMA Negeri 3 Jombang selama 1
semester kemudian pindah di SMA Negeri 2
Ngawi (2005), Universitas Negeri Malang
Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA
(2009), Universitas Negeri Semarang (UNNES) Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA (sekarang)
Pendidikan nonformal ditempuh di Madrasah Diniyah Fie
Sabilil Muttaqin Tempurejo (1999), Pondok Pesantren Putri
Walisongo Cukir Jombang (2002), Ponpes Sunan Ampel Jombang
(2003).
Ia aktif dikegiatan intern Organisasi Sekolah. Pernah menjadi
asisten luar biasa pada mata kuliah Botani Tumbuhan
Berpembuluh, dan pernah aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Rayon Ibnu Sina Cabang Malang.
Pengalamannya di dunia Pendidikan dimulai menjadi tenaga
kependidikan di MIN Ngroggi-Ngawi (2009), Guru Biologi di SMPN
2 Paron Ngawi (2010), dan sejak 2011 menjadi Guru ASN di MAN 2
Ngawi pengampu mapel Biologi hingga sekarang.
Penulis dapat dihubungi di 081217006883 dan e-mail: