In Zurich We Fell: Eternity Publishing

In Zurich We Fell

Achazia & Randu

Randu Julius Hasim sudah tertinggal jauh dari semua saudara dan temannya.

Usianya sudah hampir 40 tahun tapi dia masih betah melajang tanpa ada niat sedikitpun untuk berkeluarga. Selama ini dia berpikir bahwa dia tidak membutuhkan istri untuk mengurusnya karena semua perempuan di keluarga Hasim dan PTT selalu mengurusnya. Dia tidak membutuhkan anak karena keponakannya berbaris rapi menghabiskan uang dan kasih sayangnya.

Untuk urusan biologis bisa dia dapatkan dari para perempuan yang menjadi pacarnya. Randu akui dia bukan pria suci dengan gaya pacaran malu-malu. Pacaran ala Randu itu tidak perlu ada cinta 100%, yang diperlukan adalah sentuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik. Gaya pacaran yang sudah sering diprotes semua saudaranya.

Tapi Randu adalah Randu Hasim yang mencintai kebebasan. Pernikahan tidak pernah ada dalam rencana masa depannya.

Jadi ketika dia dipaksa menjaga Achazia Panggabean dan tinggal bersama dengan gadis itu jauh dari Jakarta, hati Randu mulai berubah. Gadis kecil yang selalu dianggapnya sebagai keponakan telah mengubah pandangannya tentang sebuah ikatan.

Ikatan yang membuat Randu rela babak-belur demi sebuah pernikahan.

Achazia Alessandra Panggabean begitu bahagia ketika Rinaldy Amarta menjadi pacarnya. Senior tampan rebutan semua perempuan di kampusnya itu memilih Chia untuk menjadi pacarnya. Dia menerima cintanya Rinaldy dan menjadi pacarnya walaupun kedua orangtuanya sudah melarangnya.

Saat peristiwa menyakitkan itu terjadi, Achazia hanya mengingat ucapan maminya yang mengatakan, “Kakak nggak boleh sedih kalau ternyata Rinaldy sama seperti yang Mami bayangkan.”

Ucapan mami terbukti saat Achazia memergoki Rinaldy menerima uang kemenangan taruhannya untuk mendapatkan Achazia. Yang paling menyakitkan adalah pria itu sudah memiliki pacar selain dirinya.

Achazia berusaha untuk tidak sedih tapi air matanya tidak bisa berhenti hingga membuat pandangannya kabur dan kecelakaan itu terjadi. Achazia memutuskan untuk meninggalkan Jakarta dan hidup sendiri di Zurich dan berjanji untuk tidak jatuh cinta lagi.

Namun ternyata cinta sejati itu tidak datang dari mata turun ke hati. Cinta yang Achazia rasakan berasal dari suara berat pria itu, perhatian tulusnya dan caranya menjaga Achazia.

Lalu salahkah bila Achazia jatuh cinta lagi?

=====