Demi memulai hidupnya yang baru, Yazid remaja sampai ke tanah Jakarta. Ia mengira kesialan telah berhenti mengikutinya, tetapi ia malah dituduh mencuri yang membuatnya harus mencari tempat tinggal lain.
Mimpi dan harapan Yazid jatuh ke jurang yang terdalam. Hingga akhirnya seseorang yang tak pernah ia sangka muncul di hadapan Yazid.
Apakah ini pertanda kesialannya telah usai atau justru membuka rahasia yang lain?
Penggalan dua kata Eliza dan Fitri diberikan oleh sepasang kekasih Ilyas dan Hadijah, lahir di Blangkejeren, Gayo Lues, Aceh pada 21 November 2004. Anak kedua dari 3 bersaudari, kakak bernama Ilha Isnaini Riski Mulia dan adik bernama Rana Zulia. Pendidikan yang ditempuh antara lain; TK. Raudhatul Hasanah, SDN. 1 Blangkejeren, SMP dan SMA PM Shalahuddiin Al-Munawwarah yang kini bernama Darul Hijrah Al-Madaniyyah, dan saat ini penulis masih aktif di jenjang perkuliahan di Universitas UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Sebelumnya, penulis berhasil menerbitkan novel yang lain berjudul Tekad (2020) dan Pena Santri (2022) serta memenangkan juara harapan 1 event Antologi Cerpen 2024 dengan judul Cermin di Balik Embun Pagi, juga kategori Penulis Terbaik 2024 dalam event ‘Nulis Bareng kuy’ dengan judul Bayangan Kucing. Penulis memiliki hobi menulis, membaca, dan menggambar. Bila ada yang ingin berkenalan, penulis akan menerima dengan senang hati, penulis dapat ditemui di akun Instagram pribadinya @El_Fitrie_