Buku ini mengungkapkan beberapa hal: (1) Kronologis perkembangan kurikulum Sekolah Minggu gereja-gereja di Manado mengikuti perkembangan gereja baik dari Jerman-Belanda, Amerika dan perkembangan gereja-gereja di Indonesia baik di bidang pedagogi, psikologi dan teologi. (2) Perkembangan kurikulum Sekolah Minggu perlu memperhatikan sejarah perkembangan gereja-gereja dan sosial budaya di Manado. (3) Kurikulum Sekolah Minggu gereja-gereja di Manado selain untuk menjawab kebutuhan pelayanan gereja setempat perlu juga diupayakan untuk membangun semangat oikumenis dalam pelayanan Sekolah Minggu serta mendukung upaya melestarikan budaya “torang samua basudara”, baik dengan sesama denominasi Kristen maupun dengan agama-agama yang lain. (4) Upaya pengembangan kurikulum Sekolah Minggu gereja-gereja di Manado perlu memikirkan/mengantisipasi pembelajaran abad ke-21 dengan memprioritaskan pengadaan dan pemberdayakan guru Sekolah Minggu. (5) Penyusunan kurikulum Sekolah Minggu membutuhkan tenaga ahli teologi pedagogi yang berpengalaman serta dana yang tidak sedikit. Karena itu gereja-gereja di Manado dapat bersinergis dan membangun kerja sama dengan perguruan tinggi Kristen untuk memajukan Pendidikan Agama Kristen bagi anak Sekolah Minggu di Manado.
Maison Immanuel Daud, Lahir di Manado, Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 14 Maret 1968 dari seorang Ibu bernama Aaltje Maria Siwu (almarhum) dan Ayah Simson Daud (almarhum). Menikah dengan Frieda Fransisca Moningka, SP. M.Si dan dikaruniai dua anak, Sagita Gabriela Debora Daud, S.Pd, B.Sc dan Noel Simson Frits Daud. (Mahasiswa semester IV, Arsitektur UNSRAT). Peneliti menyelesaikan pendidikan sekolah dasar tahun 1980 di SD GMIM 4 Ranotana, kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 4 Karombasan tahun 1983 dan pada tahun 1986 menyelesaikan studi di SMAN 2 Manado. Menyelesaikan strata satu pada tahun 2011 di Sekolah Tinggi Agama Kristen STAKN Manado dan strata dua pada tahun 2016 di STAKN Manado.
Pada saat ini, peneliti aktif mengajar di Institut Agama Kristen Negeri IAKN Manado pada bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Agama Kristen, di samping melaksanakan tugas sebagai Kepala SMTK Kristo Manado. Aktif dalam pelayanan gereja sebagai guru Sekolah Minggu hampir 35 tahun, sejak tahun 1986 di GPIB Mangamaseang Makasar, GMIST Betlehem Jakarta, GMIST Betlehem Tahuna dan karatung, GPIG Imanuel Gorontalo dan penatar calon Guru Sekolah Minggu Sinode GMIM. Selain melayani sebagai guru Sekolah Minggu Jemaat GMIM Bethesda Ranotana juga pernah menjadi Sekretaris Komisi Pekabaran Injil dan hingga kini masih menjadi Penatua di Jemaat GMIM Bethesda Ranotana wilayah Manado Selatan.