TEATER KEKERASAN: KEKUATAN PIKIRAN PARA JAGOAN DAN ELITE STRATEGIS DI PULAU MADURA, INDONESIA

· INARA PUBLISHER
Ebook
145
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Buku ini mengenalkan dan menawarkan gagasan baru tentang sosiologi destruktif dengan metode fenomenologi destruktif. Sosiologi destruktif bertumpu pada tanda-tanda kehancuran masyarakat modern sebagai ketidaksempurnaan esesial manusia sejak memasuki abad ke-20. Ketidaksempurnaan esensial menjadi karakter dari semua kehidupan manusia. Ketidaksempurnaan esensial ini, kata Aron (1972), dapat kita lihat bukan sebatas pada metafora manusia memakan sesama (homo homini lupus), namun juga manusia telah menjadi tuhan bagi sesamanya (homo homini deus). Karena manusia telah menjadi tuhan bagi sesamanya, maka dibutuhkan pengorbanan maupun pihak yang dikorbankan atas nama ‘sihir sosial’. Teater tragedi kehidupan dan destruksi sosial menciptakan ikatan ganda mengerikan, karena tidak ada korban, hanya mekanisme pengganti korban, maka dalam kondisi ini berlaku bentuk kekerasan halus dengan dalih ‘penyelamatan’, penuntutan kesetaraan, atau secara lebih gamblang sebagai kambing hitam (Girard, 1972).  


Buku ini sebaiknya diposisikan sebagai sosiologi destruktif dengan bersumber datanya dari pulau Madura. Hal ini penting kami utarakan karena hampir sebagian besar teori besar dan studi sosiologi yang kita pelajari bersumber dari bangsa Eropa. Misalnya, sosiologi solidaritas sosial dari Durkheim, sosiologi rasionalitas sosial dari Weber, dan sosiologi kelas sosial dari Marx yang data-data utamanya berasal dari masyarakat Eropa, mulai dari Perancis hingga Jerman. Sosiologi destruktif yang diangkat pada buku ini berasal dari dunia kehidupan bangsa Madura yang secara sistematika dibagi empat bab. Bab pertama menguraikan perspektif dasar dan metode fenomenologi yang berkaitan dengan pikiran, tindakan, dan destruksi sosial. Bab kedua berisikan tentang historiografi bangsa Madura yang punya hubungan erat dengan Islam, kolonial, dan jagoan Madura sehingga membuat Madura dikenal bangsa petarung. Bab ketiga menyajikan suatu fenomena destruksi sosial dalam kaitannya dengan politik dan agama tuna makna di pulau Madura. Bab keempat mengulas refleksi temporal sebagai perjalanan menuju pintu gerbang sosiologi destruktif yang bisa menjadi inspirasi maupun provokasi destruksi sosial yang berasal dari bangsa di luar Madura, terutama bangsa-bangsa lain di Indonesia yang beragam fenomenanya. 


Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca yang ingin berkenalan-dengan dan mengantarkan diri-kepada sosiologi destruktif, fenomenologi destruktif, melalu studi lapangan di pulau Madura. Agar, naskah ini menginspirasi mereka untuk membuat karya lebih baik di kemudian hari, dan di tempat lain di luar pulau Madura yang kaya ragam fenomenanya di Nusantara, Indonesia. Setiap buku yang hadir bukan akhir dari segalanya, meskipun segala-galanya akan berakhir sama pada waktunya, sesuai kehendak-Nya. 


About the author

Ardhie Raditya adalah Sosiolog dan fenomenolog asal Madura. Lahir dan besar di ibu kota pulau Madura. Memiliki minat besar pada kajian budaya, pendidikan kritis, sosiologi pendidikan, dan sosiologi pengetahuan. Sosiologi Unej adalah pendidikan akademik level pertamanya dengan menyelesaikan tugas akhirnya bertema kultur pendidikan di Madura. Gelar masternya, level  akademik keduanya, berhasil diraih dari Pascasarjana Sosiologi UGM dengan tugas akhir bertema dunia jagoan Madura dalam hubungannya pada historisitas lintas bangsa di dunia dan politik nasional di Indonesia. Pada masa covid, dia berhasil meraih pendidikan akademiknya level berikutnya, di Prodi KBM (Kajian Budaya dan Media) di Sekolah Pascasarjana UGM dengan konsentrasi globalisasi, lokalisasi, budaya anak muda, dan musik populer di kota-kota musikal lintas spasial ‘Madu-Jawa’ (Madura-Jawa). Semua pendidikan formal akademiknya ‘disponsori’ oleh kantong pribadi, sanak keluarga, dan dari menulis di media massa. Ilmunya diabadikan di sejumlah institusi ternama, seperti Unesa, UNS, UT, Unira, IAIN Madura, Unair, UMM, IAIN Sunan Ampel, UMG, Komunitas Maiyah Nusantara, Bappeda Jatim dan Madura, hingga lingkaran akademik di level istana.  

           Beberapa buku yang pernah dilahirkannya adalah Tafsir Konflik dan Kekerasan (2010), Sosiologi Tubuh (2014), Arena Pengetahuan (editor, 2014), Pendidikan Anti Pendidikan (2016), Pedagogi Kaum Terkunci (2021), Silsilah Dunia Hitam (2023), Karakter Orang Madura (2023), dan Teater Kekerasan (yang sedang Anda baca ini). Semua kerja-kerja intelektual ini dibiayai mandiri, tanpa subsidi dari negara maupun institusi pendidikan, melalui perasan keringat dari honor sebagai narasumber nasional, menulis Jurnal, dan menulis artikel di Jawa Pos, Kompas, Kedaulatan Rakyat, Solopos, Suara Merdeka, dan lain sebagainya. Pernah menjadi relawan pengungsi konflik etnis dan antar kelompok agama di Madura secara nir laba dan akhirnya membentuk komunitas budaya anak muda 11/12 pasca kerusuhan etnis dan agama itu sebagai bentuk pengabdian pada bangsa, ilmu pengetahuan, dan agamanya. 


Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.