-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Contents
Diana Minta Menjadi Budak Nafsuku—1
*
Sinopsis
Indra tak menyangka perkenalannya dengan Diana membawanya ke pengalaman erotis yang unik. Wanita 25 tahun ini ternyata sudah profesional dan lama malang melintang di dunia sadomasokis, dunia di mana pasangan menemukan kesenangan seksual dengan menyiksa atau disiksa. Pergumulan mereka di dalam ruangan itu, Diana meminta supaya dijadikan budak yang senang disiksa Indra
*
Pratinjau
Berawal dari chatting dan berkiriman email disitus khusus penggemar Bondage, aku berkenalan dengan seorang nyonya, eghh.. nona muda karena diliat dari usianya baru 25-an, seksi, lekuk badannya terlihat kencang dibalik pakaian ketatnya. Sebut saja Diana karena parasnya putih bagai bidadari dengan rambut lurus tak kalah dengan bintang iklan shampoo. Setelah mengobrol dan saling mengenal lebih jauh ternyata kami dalam satu universitas yang sama hanya beda angkatan dan jurusan saja.
Pertemuan demi pertemuan kami lakukan, pada akhirnya kami setuju melakukan hubungan pada tahap lebih lanjut. Hari sudah mulai gelap, aku yang lagi nyantai bermain game dikomputer, mendengar dering hape ternyata dari Diana yang ngajak ketemuan dicafe tak jauh dari kampus, kami pun bertemu dan setelah berbincang-bincang setelah sepakat, Diana mengajak aku ikut mobilnya, ternyata dia orang kaya, tuturku melihat BMW biru tipe baru. Didalam mobil ternyata Diana sudah mempersiapkan segalanya. Dia meminta aku membuka semua pakaian, termasuk CD, spontan aku kaget karena ini pertama kalinya aku telanjang didepan cewe, tapi apa daya permainan sudah dimulai, untung kaca mobilnya tidak tembus dalam kegelapan malam, hanya saja AC mobil terasa menusuk badan yang tak terbungkus lagi, “Ini merupakan ujian kepercayaan,” pikir aku dalam hati.
Diana meminta aku menurut dan menjadi budaknya, meskipun dalam perjanjian permainan kami sepakat bergantian antara menjadi “budak” dan “majikan”. Ternyata Diana sudah mengambil keputusan aku sebagai budaknya terlebih dahulu. Diana mengeluarkan barang-barang yang mungkin baru aku lihat aslinya, biasa aku melihat diinternet. Badanku tambah merinding memikirkan apa yang akan Diana lakukan, “Heii.. kenapa bengong?, takut?” hardik Diana memecah keheningan. “Ah.. nggak.. nggak kok,” jawab aku terbata-bata. Terasa tangannya yang halus membelai wajahku, kucium aroma yang menyegarkan yang dapat membuai pria. “Kamu harus nurut saya, kalo nggak saya hukum lebih berat,” kata-katanya sambil mulai memasangkan hood (topeng yang menutupi seluruh kepala ketat dengan satu-satunya lubang yang tersedia hanyalah tepat pada lubang hidung saja). Kepalaku terasa digencet helm fullface baru, lebih sesak, jantungku berdegup dalam kebutaan aku dikagetkan Diana yang cekatan memborgol tanganku kebelakang badan. Aku hanya bisa duduk tak berdaya menunggu perlakuan dari mistress-ku. “Gimana? Sabar ya saya bawa kamu ketempat saya, tapi untuk sekarang kamu tau nyampe aja ok, nikmati aja,” kata Diana membuat aku tambah bingung.
Dalam perjalanan yang tidak tau arah, aku dipermainkan mulai dari menjepit kedua putingku dengan jepitan jemuran, “Aaagh,” rintihku ketika Diana sesekali menyentil jepitan tersebut. Aku hanya dapat merintih dan tak lama kurasa mobil berhenti, terdengar suara pintu terbuka yang ternyata Diana membuka gerbang. “Sampai juga akhirnya,..tapi dimana ini ya,” tanya diriku dalam hati. Setelah masuk garasi, Diana membuka pintuku dan menuntunku sampai pada suatu ruangan dia membuka hood dikepalaku. Kukejap-kejapkan mata beberapa saat menyesuaikan pandanganku dengan cahaya di ruangan itu. Kemudian kulihat Diana sudah berganti pakaian dengan pakaian ketat serba hitam, seksi dilengkapi High-heel (sepatu bertumit tinggi). Kulihat juga ruangan yang belum pernah kubayangkan, berbagai alat tergantung di ruangan ini. Dalam kebingungan aku disadarkan dengan penjepit yang dilepas yang menimbulkan nyeri karena darah yang mulai mengalir pada puting yang telah lama yang dijepit, borgolku pun dilepas, sekarang aku terbebas.
“Tight, sekarang kamu bebas pakai ruangan ini (ruang penyiksaan) dan ruangan sebelah (kamar tidur)disana semua tersedia, tapi jangan sekali-kali kamu keluar dari 2 ruangan ini, karena diluar sana berkeliaran anjing penjaga yang hanya mengenal saya,” kata Diana sambil membelai sekujur tubuhku. Memang terdengar suara anjing lebih dari satu kurasa. “Terus.. saya ngapain” tanya aku dalam kebingungan dalam ruangan yang cukup besar dan luas yang penuh dengan wewangian yang membuat gairah meningkat.
“Hebat.. ternyata dia professional” sambil melihat ruangan yang membuat diriku lebih bergairah. “Tight, mulailah, sekarang kamu master di ruangan ini, saya budak kamu, ayo” pintanya memelas dengan nakal.