Jejak Sang Ajudan: Sebuah Biografi Pierre Tendean

·
· Penerbit LeutikaPrio
4.9
172 reviews
Ebook
226
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Awan mendung yang menyelimuti bangsa Indonesia di pekan pertama Oktober 1965 adalah antitesis yang melegitimasi peralihan Orde Lama menuju rezim Orde Baru. Titik balik dari hegemoni kekuasaan itu pun tercatat sebagai sejarah kelam yang meletupkan banyak tumbal. Dari warga sipil hingga 7 perwira TNI AD ikut gugur sebagai perisai bangsa dalam peristiwa G30S.


Pada raga yang telah terbaring, tak ada kata sia-sia untuk sebuah pengorbanan demi berpendarnya ideologi Pancasila. Maka mendengungkan kisah tentang kesetiaan, nama Kapten Czi (Anumerta) Pierre Tendean yang kala itu menjadi ajudan sekaligus korban salah sasaran di rumah Jenderal A.H. Nasution adalah salah satu yang terus terkenang. Seketika karir cemerlangnya harus kandas terkubur bersama raga yang teramat belia. Namun, pengorbanan dan dedikasi pada pilihan hidup membuatnya layak disemati gelar sebagai Pahlawan Revolusi.


Pribadi yang begitu hidup dan sifat kestaria yang sudah terpancar semenjak kecil adalah alasan Pak Nas menunjuk Pierre sebagai ajudannya. Pun demikian dengan segenap kiprah serta prestasi monumentalnya di dunia militer Indonesia yang membuat namanya terus diperbincangkan hingga beberapa dekade sejak kematiannya.


Banyak yang mengernyitkan dahi, mengapa sosok se-flamboyan Pierre yang blasteran Prancis - Minahasa itu memilih jalan untuk menjadi seorang prajurit. Namun justru berangkat dari sinilah benang merah takdir perjalanan hidup si ‘Robert Wagner Van Bumi Panorama’ itu dibentangkan. Apa yang melatarbelakangi pilihannya dan bagaimana sosok sang ajudan tersebut dalam lingkaran kehidupannya? Ramuan dalam buku ini akan mengajak para generasi muda untuk mereguk nilai-nilai keteladanan, perjuangan, serta saripati sejarah dengan suguhan visual yang lebih berwarna! (Buku ini menampilkan foto-foto bersejarah yang telah direstorasi/ re-coloring)


Jejak Sang Ajudan  menjadi buku biografi pertama tentang Pierre Tendean yang terbit di era 2000-an dan sekaligus menjadi buku pertama di Indonesia yang berisi foto-foto bersejarah yang telah direstorasi (diwarna ulang oleh @tukangpulas). Ditulis sejak Februari 2018 dengan proses pendalaman sejak tahun 2014 dan kemudian baru dirilis pada Agustus 2018. Menggunakan konsep dan kerangka berpikir (yang nantinya akan dilanjutkan pada buku-buku selanjutnya) serta cara bertutur dan kemasan yang lebih kekinian, buku ini diharapkan mampu menggugah kesadaran generasi millennial untuk mencintai kembali sejarah bangsa Indonesia.


Ratings and reviews

4.9
172 reviews
Maya Andrini
March 14, 2023
Biografi yang ditulis secara ringan, lebih menceritakan perjalanan hidup Kapten Pierre Tendean yang benar-benar menginspirasi dari kecil hingga akhir hayatnya. Betapa ia disayang oleh keluarganya, dihormati oleh juniornya, bahkan disegani oleh atasannya. What a writing. Recommended to read~~
Did you find this helpful?
Bhernadheta Ria Anditasari
April 19, 2019
Baru kali ini ada buku biografi yang tiap kali baca berasa lagi di dongengi sama kakek atau nenek tentang masa lalu kerabat atau keluarga. Diksinya nggak kaku dan bikin berasa kenal dengan Pak Pierre secara personal. Selain itu banyak foto-foto koleksi pribadi yang bikin buku makin menarik, dan kerennya lagi foto-foto hitam putihnya di repro jadi berwarna.
7 people found this review helpful
Did you find this helpful?
Hon's Handmade
November 4, 2020
Bahasa yang digunakan ketika menceritakan sosok Pierre rasanya agak berlebihan. Masih banyak kesalahan tulisan dan alurnya kurang mengalir. Tapi foto-fotonya bagus sih.
Did you find this helpful?

About the author

Ahmad Nowmenta Putra, lahir di Malang, 5 Maret 1987. Menyelesaikan pendidikan strata satu di Fakultas Ilmu Administrasi Publik, Konsentrasi Kebijakan Publik, Universitas Brawijaya Malang. Selain berprofesi sebagai Auditor di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., pria berdarah Jawa-Sumatera yang juga seorang penggiat sejarah ini memiliki ketertarikan di bidang karya tulis. Baginya sejarah dan menulis adalah entitas dari seni kehidupan. Berawal saat memenangkan Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar di tahun 2003, kegiatan tersebut kemudian berlanjut dilakoni sebagai passion.. Pemilik motto ‘always be grateful for what you have’ serta penikmat museum dan situs bersejarah ini juga pernah menjadikan tema sejarah sebagai advokasi ketika mengikuti sebuah kompetisi Green Ambassador di tahun 2012. Menta bisa dijumpai di akun media sosial dengan nama ‘Ahmad Nowmenta,’ dan e-mail: [email protected].

Agus Lisna, lahir di Bekasi dan berulang tanggal lahir setiap 18 Agustus. Besar dan tumbuh di Jakarta, serta melanjutkan pergu-ruan tinggi di Yogyakarta. Menyelesaikan kuliah dari Fakultas Psikologi dan Fakultas Keguruan serta Ilmu Pendidikan di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa dan sempat tercatat sebagai tenaga pengajar di salah satu madrasah tsanawiyah luar biasa di Yogyakarta. Menyukai sejarah saat mulai mengenyam pendidikan di kampus yang memiliki pendopo asli dari seorang Bapak Pendidikan Indo-nesia tersebut. Penyuka perjalanan serta sajak dan kenangan ini juga mengisi waktu luangnya dengan hobi memasak. Lisna dapat ditemui di akun media sosial dengan ID: lisnafull, serta e-mail: [email protected].

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.