Ayat ini berisi seruan kepada manusia untuk berupaya meniti jalan menuju Tuhannya. Dengan kesungguhan yang keras, dia pasti akan bertemu dengan-Nya.
Rumi dalam mahakaryanya, Matsnawi secara metaforis dan indah menyampaikan kesaksian jiwa manusia yang sedang menderita dan penuh damba untuk kembali ke tempat tinggalnya yang damai:
Dengarlah si buluh perindu,
Bagaimana ia mengeluh,
Meratapi pengasingan dari rumahnya:
“Semenjak mereka merenggutku dari tempat tidurku,
Nada sedihku telah membawa lelaki
dan wanita pada tangisan.
Kuledakkan dadaku, beri jalan angin tuk bernapas.
Tuk ungkapkan kepedihan rinduku
akan rumahku.
Ia yang tinggal jauh dari rumahnya,
Selalu rindukan hari ‘tuk kembali.
Buku kecil ini adalah upaya sederhana untuk menyadarkan kita akan keperluan, kemungkinan dan metode dalam mencapai roh shalat yang vital ini. Semoga Allah memperkenankan kita mencapainya, agar kita dapat bergabung ber-sama mereka yang sibuk melambung menuju kerajaan Sang Terkasih dan sangat ingin bertemu dengan-Nya. Jika kita lalai akan cita-cita luhur ini, maka penyesalan di akhirat kelak tak akan berguna. Segala puji bagi Allah, Sang Wujud Sempurna Mutlak. Tuhan Semesta Alam.